Oleh : Saifan Abdurrohman (2010)
sepotong Pembelajaran..
Dalam tulisan yang
singkat ini saya akan sedikit membagi cerita atau pengalaman saya memasuki
dunia FK Unpad. Boleh dibilang memang tulisan ini dibuat untuk memnuhi
permintaan divisi mentoring, biar bagaimanapun, kalo mau menyuruh orang lain
untuk membuat sesuatu maka kita mesti membuat duluan, Hhe.
Berbicara mengenai
kesan awal kita memasuki Fakultas kedokteran Universitas Padjadjaran sangatlah
banyak yang bisa kita ceritakan. Yang setiap mahasiswa baru, atau biasa juga
disebut maba, pastinya akan selalu mengingat momen-momen tersebut. Lebih jauh
dari itu, kita membicarakan sebuah peristiwa masuknya seseorang ke fakultas
kedokteran, atau kalau mau yang lebih jauh lagi, maka kita membicarakan
seseorang yang masuk ke sebuah perguruan tinggi. Di sini, saya sedikit berbagi
tentang apa-apa yang saya rasakan mengenai semua itu, tentunya ini dari sudut
pandang saya sebagai pribadi, dan mungkin juga melihat dari sudut pandang
secara umum.
Hal pertama yang
paling dirasakan tentunya adalah kegembiraan, kalau tidak bisa disebut
kebahagiaan yang sangat, saat tahu kalo saya diterima di fakultas kedokteran.
Saya lupa dengan tanggal dan hari pastinya, tapi saya sangat mengingat baik di
memori saya suasana saat malam pengumuman SNMPTN. Waktu itu saya membuka
leptop, mengakses situsnya, sampai melihat pengumumannya. Rasa bersyukur yang
tak terhingga pastinya saya panjatkan pada Allah saat saya bisa bergabung dalam
keluarga besar fakultas kedokteran. Waktu itu saya sedang berada dalam tahun
pertama kuliah pertama saya di Fisika UI, ketika akhirnya saya memutuskan untuk
pindah. Kegembiraan tersebut mirip dengan kegembiraan saat saya diterima kuliah
di UI setahun sebelumnya, tentunya yang ini berbeda, karena saya bisa berkuliah
di Fakultas kedokteran. Semua mahasiswa kedokteran baru pada saat itu saya rasa
merakasakan hal yang sama dengan yang saya rasakan. Oiya, itu terjadi pada
tahun 2010. Euforia yang dirasakan pada saat-saat awal memang tak akan bisa
kita lupakan. Pada saat saya mulai mengenal teman-teman sejurusan yang baru, kemudian
mengenal dosen-dosen baru, gedung, fasilitas dari fakultas kedokteran, saya
sangat merasakan banyak hal yang berbeda. Kemudian ketika saya sampai pada
rangkaian OPPEK, sebuah rangkaian Ospek di FK Unpad, kemudian masuk ke latihan
akademik, mengenal segala macam hal yang bersifat baru, Unit Kegiatan
Mahasiswa, organisasi, dan lain sebagainya, semua itu membuat kesan mendalam saat
pertama kali saya berada di fakultas kedokteran.
Berbicara mengenai
awal masuk seseorang ke lingkup perguruan tinggi, artinya kita sedang
membicarakan bayak hal. Pun dengan yang terjadi pada saya. Kita sudah sering
dicekoki oleh kakak-kakak kita tentang sebuah transformasi dari ‘siswa’ menajdi
‘mahasiswa’, yang berarti kita sudah bukan merupakan anak-anak lagi. Di
perguruan tinggi kita dituntut untuk bertindak sebagai seorang dewasa yang
sudah matang kepribadiannya. Di perguruan tinggi kita menemukan cara belajar
yang sangat berbeda dibandingkan dengan SMA kita. Pada umumnya, di perguruan
tinggi kita belajar dengan menggunakan sistem ‘satuan kredit semester’ atau
yang sering kita sebut ‘sks’, yang setiap mahasiswa bebas untuk mengambil
jumlah sks yang akan ditempuh tiap semesternya. Tapi di FK Unpad tidak
menggunakan sistem mengisi KRS (Kartu Rencana Studi) atau dengan bahsa lain di
FK Unpad kita sudah ‘dipaketkan’ sks-sks yang harus kita ambil di tiap
semsternya. Dari mulai masuk sampai lulus, kita sudah ‘dipaksa’ belajar
menggunakan kurikulum tersebut. Meskipun dampaknya adalah kalau satu mata
kuliah saja tidak lulus dan bernilai E, maka yang kita ulang bukan hanya matkul
yang bernilai E itu saja melainkan seluruh mata kuliah di tahun tersebut.
Setelah dipikir memang mengingatkan pada jaman SMA lagi yaa,,
Yang saya rasakan di
awal mengenai cara belajar di FK Unpad ini sedikit banyak cukup menyenangkan.
Karena dengan cara belajar ‘sistem SMA’ tadi berarti kita kurang lebih akan
belajar bareng dengan teman seangkatan kita terus. Jika menggunakan sistem sks,
umumnya mulai tingkat dua pun kita tak akan bisa belajar bareng dengan seluruh
teman satu angkatan kita.
Berbicara mengenai
kesan awal masuk perguruan tinggi, berarti kita tak hanya membicarakan
perubahan status dan cara belajar saja. Sebagai mahasiswa, haruslah memahami
dengan baik bahwa kampus itu adalah laboratorium atau miniatur kehidupan. Bisa
juga dibilang sebagai simulasi untuk mengahadapi dunia yang sesungguhnya, yaitu
dunia yang sebenarnya setalah kita keluar atau lulus dari kampus. Jika kita
sudah memahami hal tersebut maka ketika kita berkuliah kita tidak hanya mengembangkan
aspek akademis saja, melainkan juga aspek yang lainnya, seperti misalkan aspek soft skill kita, atau networking kita harus kita kembangkan
selama kita berkuliah dan tentunya juga aspek-aspek yang lainnya karena memang
di dunia kampus lah kita bisa melatih itu semua untuk bekal kita menghadapi
dunia yang sesungguhnya setelah kita lulus kuliah kelak. Dan ini semua haruslah
dipahami oleh setiap mahasiswa yang baru memasuki dunia kampus, agar ia tidak
terjebak dalam cara berpikir yang salah yang membuat dirinya tidak bisa
berkembang di kampus. Dan,, seorang mahasiswa itu mesti kritis, agar setiap
informasi yang masuk tidak ditelan bulat-bulat begitu saja melainkan dipelajari
dulu untuk kemudian dicerna.
Saat saya memasuki
dunia kampus Fakultas Kedokteran Unpad, tidak terlepas dari permasalahan-permasalahan,
baik itu masalah-masalah pribadi, dan juga masaalah mahasiswa baru pada
umumnya. Tapi yang terpenting dari itu semua kita harus bisa beradaptasi dengan
dunia baru kampus kita dan dengan adaptasi tersebut maka kita akan bisa
menyelesaikan masalah-masalah yang ada. Adaptasi yang mesti dilakukan sangat
banyak, meliputi semua aspek kehidupan kita di kampus. Dari mulai adaptasi kita
sebagai individu, maupun adaptasi kita sebagai makhluk sosial, adaptasi akademik
dan cara belajar yang baru, adaptasi lingkungan yang baru, adaptasi
teman-teman, dosen-dosen baru, dan semua hal yang bersifat baru. Yang tak kalah
pentingnya adalah adaptasi tuntutan. Adaptasi tuntutan ini maksudnya adalah
kita harus bisa menyesuaikan diri dengan tuntutan yang melekat pada diri kita.
Kita sebagai mahasiswa mempunya tuntutan, masih ingat kan? Dari mulai
karakteristik mahasiswa (semangat yang membara, hati nurani yang bersih,
intelektualitas yang terasah), kemudian tuntutan peran mahasiswa (agent of change, iron stock, dan guardian of value), dan juga tuntutan
untuk menjalankan tridharma perguruan tinggi (pendidikan, penelitian,
pengabdian kepada msyarakat), dan juga masih banyak tuntatan yang lainnya.
Khusus mahasiswa kedokteran kita dituntut lebih, dari mulai memahami dan mulai
belajar mengamalkan seven stars doctor,
standar kompetensi dokter indonesia, dan juga mesti terdepan dalam isu-isu
kesehatan. Kesemua tuntutan tersebut haruslah membuat kita mampu beradaptasi
dengan baik karena kita notabene merupakan pemimpin masa depan.
Dan yang tak kalah
pentingnya, jika saya berbicara mengenai kesan awal saya di fakultas
kedokteran, maka kita akan membicarakan bagaimana cara untuk bertahan di
fakultas ini, yang kata orang-orang sih berat, walaupun sebenernya mau kuliah
di manapun selalu ada tantangannya tersendiri. Untuk bisa survive tentunya banyak yang mesti kita lakukan. Saya tidak akan
membahas panjang lebar satu persatu dengan detail karena akan banyak sekali.
Jika ingin tips-tips nya, coba bukalah blog-blog atau website
mahasiswa-mahasiswa yang sudah menulisnya dengan rinci dan rapi, atau cobalah
tanya pada kakak-kakak kelasnya, atau dengan yang lainnya. Yang pasti sebagai
mahasiswa baru yang paling utama adalah menyadari siapa sesungguhnya dirinya,
dan untuk apa dirinya kelak. Itu modal awal utama sebagai mahasiswa baru untuk
nantinya menggali banyak hal mengenai cara bertahan. Dan untuk mahasiswa FK
Unpad 2012, seperti yang menjadi tema besar OPPEK Kita tahun ini, ‘breaking the iceberg’. Hancurkan segala
macam hal belenggu yang membuat kalian susah untuk bergerak dan bertindak. Jadi
diri kalian sendiri, dobrak segala macam hal yang bisa menghambat kalian.
Jangan terjebak oleh cara berpikir di sekitar kalian yang dapat menyebabkan
sempitnya pandangan kalian. Ingat, dunia ini gak selebar daun kelor, sangat
banyak hal yang belum kita ketahui. Dan yang paling penting juga, carilah
lingkungan yang kondusif untuk belajar dan berkembang, salah satunya adalah
dengan mengikuti mentoring. Agar hati dan pikiran kita terbuka, kita mempunyai
sahabat-sahabat dekat, kalau boleh dibilang saudara, yang akan setia menemani
kita di saat kita susah ataupun senang. Juga dengan mengikuti kegiatan-kegiatan
yang baik lainnya, Insya Allah semua kegiatan yang baik tersebut akan membuat
kita ke depannya menjadi lebih baik lagi.
Saifan Abdurr0hman - FK UNPAD 2010
0 comments:
Post a Comment