Oleh : Arnova Reswari (2010)
Teringat 2 tahun lalu, muka-muka bahagia menyambut saya dan teman-teman maba lainnya di kampus yang teduh ini, FK Unpad. Begitu meriah, lengkap dengan suasana kekeluargaannya.
Teringat 2 tahun lalu, muka-muka bahagia menyambut saya dan teman-teman maba lainnya di kampus yang teduh ini, FK Unpad. Begitu meriah, lengkap dengan suasana kekeluargaannya.
“Selamat datang putera puteri FK Unpad 2010!”
Sebuah hadiah besar Allah yang meluluskan
saya dari 4ribuan peminat fakultas ini. Dari 140 kursi SNMPTN, saya ada di
dalamnnya. Seorang diri saya lulus disini, berasa mewakili provinsi tempat saya
tinggal, Jambi. Setelah perjuangan saya yang tertatih-tatih, jatuh bangun,
rolling depan, rolling belakang, koprol, mencret, nangis, muntah, pokoknya
semua udah dirasain deh! :')
2010, bukanlah tahun pertama kali
saya SNMPTN.
Saya pernah merasakan keganasannya di tahun sebelumnya. Saya menyebutnya sebagai "jaman saya ga tau apa-apa". Kegagalan dan ego yang tinggi di tahun 2009 membuat saya sadar, bahwa Kelulusan itu bukan berdasarkan kepintaran, kehebatan, dan usaha "yang berasa" udah gigih kita persiapkan sebelumnya. Kelulusan itu HADIAH. Benar-benar hadiah dari Allah.
Saya pernah merasakan keganasannya di tahun sebelumnya. Saya menyebutnya sebagai "jaman saya ga tau apa-apa". Kegagalan dan ego yang tinggi di tahun 2009 membuat saya sadar, bahwa Kelulusan itu bukan berdasarkan kepintaran, kehebatan, dan usaha "yang berasa" udah gigih kita persiapkan sebelumnya. Kelulusan itu HADIAH. Benar-benar hadiah dari Allah.
Setelah sebelumnya saya labil untuk
memilih FK yang lain, antara FK Unsyiah di Aceh, FK Unsoed di Purwokerto.
Dua-duanya Allah hadiahkan buat saya. Alhamdulillah, saya masih berkesempatan
untuk ujian sekali lagi di Jambi, SNMPTN 2010. Pilihan saya jatuh untuk FK UI
dan FK Unpad. Niatnya, iseng belaka. Insya’Allah, pasti dikasih yang terbaik
sama Allah, pikir saya begitu. Dan memang terbukti, pilihan Allah adalah yang
sebaik-baiknya pilihan. Sekitar 17 Juli 2010 (jika saya tidak salah mengingat
tanggal), saya lulus dipilihan ke-2, FK
Unpad. Tak kuat air mata ini menahannya, saya langsung memeluk adik saya.
Saat itu kita masih di warnet, pukul 22:00 WIB. Saat pulang ke rumah, saya
langsung teriak, sujud syukur dan menangis. Itulah jawaban Allah, jawaban
doa-doa saya, doa orang tua dan buah kegigihan saya.
11 Agustus 2010
Saya dan ayah pergi ke Jatinangor
untuk pertama kalinya. Suasananya beda. Saya akan jadi mahasiswa. Penuh
kebanggaan rasanya. Banyak mimpi-mimpi di otak saya, saya harus begini dan
harus begitu. Satu pesan ayah saya, luruskan
niat! Jadi dokter bukanlah untuk kebanggaan, bermain-main, apalagi untuk
mengejar kekayaan. Hilangkan itu! Luruskan niat untuk ibadah, untuk menolong,
InsyaAllah kebaikan-kebaikan lainnya menyusul saat niat kita lurus.
September 2010
Awal hari-hari di kampus pun tidak
semulus yang saya kira. Saya kesusahan dengan system tutorial, saya capek
dengan bahasa Inggrisnya, saya mumet belajar slide-slide ratusannya. Mulai lah
rasa kecewa menghinggapi. Rasa ingin kabur, dan saya merasa saya salah pilih. Ada
kalanya saat saya pengen teriak, mengigit kuku, guling-guling di kamar, nangis
sampe ingusan seorang diri di malam hari, sangking susahnya. Sekali lagi sangking susahnya. Mungkin
sebagian mahasiswa tidak mengalami "penderitaan" sesusah saya. Tidak
mengalami perjuangan sepahit saya, yang kalau saya noleh ke belakang, saya juga
heran kok saya bisa :'). Namun, setiap kali dering telpon dari 2 orang yang
jauh disana berbunyi, memecah semua keputusasaan saya. Saya ter-charge lagi!
Kedua orang tua saya memotivasi kembali!
“Jika kamu berpikir untuk mundur Nak, malu lah sama perjuanganmu setahun
yan lalu!” –Papa.
Subhanallah. Memang orang tua adalah
segala-galanya. Beruntungnya saya.
Keberlangsungan hidup saya di FK,
tentulah berkat peran teman-teman yang juga menyayangi saya. Membantu saya.
Bersedia menjadi tong sampah saya saat ingin berkeluh kesah. Benar-benar
pembelajaran mandiri.
Jatuh bangun itu biasa di FK, ketika
jatuh, bangkit lagi! Ketika stabil, persiapkan diri jika ternyata nantinya
jatuh lagi. Begitu seterusnya. Karena sesungguhnya, perjalanan ini masih
penjang. Hingga menjadi dokter pun, pastilah masalah-masalah besar yang membuat
jatuh bangun pun silih berganti datang.
Menjadi dokter muslim suatu hari
nanti Insya’Allah. Dan cita-cita itu lah yang mebuat saya tetap bertahan hingga
detik ini. Cita-cita itu seakan menghapus air mata, mengeringkan keringat saya,
melembabkan "mata panda" saya, menceriakan lagi hari-hari berat saya.
Memperingan saya saat melangkahkan kaki untuk SOOCA/OSCE, yang memodulasi mood
ketika saya kepikiran untuk menyerah. Begitu lah. Segitu kuatnya chemistry saya
terhadapa cita-cita ini.
Perjuangan ini masih jauh dan
panjang. Masih berkelok-kelok, masih banyak jurang, masih banyak musim-musim
"susah", tapi saya takkan patah, Insya'Allah :')
Selamat datang putera-puteri, ini lah rimba FK Unpad. Yang suasana kekeluargaannya
hangat, pemandangnnya teduh, dan penuh "pendakian". Yang akademiknya
ganas dan sedikit tidak bersahabat dengan jiwa raga. Yang
me-"wajib"-kan tidur di atas jam 12 malam, bangun sebelum setengah 5
pagi. Yang semua orang (mau gaul/hedon/cupu/anak mesjid) SEMUAnya rajin
BELAJAR, dan selalu mengaku belum BELAJAR. Yang kalau engga tau dan engga mau
mencari tau menjadi "derita lo". Yang telat 5 menit saja bisa
"mengancam" ke-naik-tingkat-an -*ini serius loh, saya pernah
mengalami soalnya -..-*. Yang kamu dituntut "harus bisa", "engga
boleh engga bisa".
Tapi tenang, ada Allah membersamai kita, selalu. Ada kekuatan dan ridho dari
ke-2 orang tua kita, berserta ridho Allah. Semangat adik-adik 2012! :D
"menjadi
dokter adalah bentuk ketaatan ku pada Allah" -seorang teteh
1 comments:
tetap semangat ya kaa! :D
Post a Comment